Danberhubung dia harus kembali ke Surabaya yang otomatis membuat saya beli donk. Negeri 5 Menara menjadi menarik dari buku lainya karena merupakn kisah nyata. Buku ini hampir mirip dengan novel Laskar Pelangi yang berisi akan kesungguhan akan meraih mimpi. (ternyata emang sulit ya hidup di pondok, tetapi pengarang dapat manfaat yang besar). Negeri5 Menara Sebuah Novel yang Terinspirasi Kisah Nyata A. Fuadi @ 2009 GPU - Cet. 7, Juni 2010 432 hal. Awalnya, Alif marah ketika Amaknya meminta ia melanjutkan sekolah ke pendidikan agama. Padahal, dengan nilai yang sangat baik yang ia peroleh, ia bisa melanjutkan ke SMA. Sejak SD, Alif sudah bersekolah di madrasah. Buku-buku sastra dan novel bernada Islam banyak bertebaran dan ditulis sebagai penggugah jiwa atau untuk memotivasi. Diatara novel terkenal Indonesia yang pernah menjadi populer adalah Ayat-Ayat Cinta dan Negeri 5 Menara. ResensiNovel Negeri 5 Menara Oleh : Dhea Nanda Wulandari Kelas : X MIPA 3 SMA Negeri 1 Sukahaji Karangan : Ahmad Fuadi Bahasa : Indonesia Penerbit : PT. Gramedia Pusat Utama Kota terbit : Jakarta Tahun terbit : 2009 Negeri 5 Menara adalah Buku pertama dari sebuah trilogi. Ditulis oleh Ahmad Fuadi, mantan wartawan TEMPO & VAO, penerima 8 Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Ilustrasi Cover buku Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. istimewaNovel karya Ahmad Fuadi ini bercerita tentang lima orang sahabat yang mondok di pesantren, lalu saat dewasa mereka kembali ini merupakan kisah inspiratif dengan tokoh bernama Alif yang tinggal di daerah terpencil di Pulau Sumatera, tepatnya di Desa Maninajau, Minangkabau, Sumatera lulus SMP dia ingin melanjutkan sekolah ke SMA Bukittinggi, namun ibunya ingin dia melanjutkan sekolah agama saja. Ibunya ingin Alif seperti Buya Hamka, namun Alif bercita-cita seperti BJ tak ingin dirinya hanya terus di kampung. Ia sangat ingin merantau ke kota untuk menggapai cita-citanya. Banyak orang sukses di sana sehingga membuat ia termotivasi untuk merantau ke ketika ia mendapat surat dari pamannya yang sedang kuliah di Kairo. Pamannya menyarankan Alif untuk melanjutkan sekolah di Pondok Pesantren Madani di Ponorogo, Jawa Timur. Akhirnya Alif mengikuti saran pamannya dan dengan berat hati ibu dan ayahnya Cover buku Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. istimewaAlif berangakat ke Pondok Madani diantar oleh ayahnya. Dan di sinilah kisah Alif pertamanya di pondok dia terkesima dengan mantra ajaib berbahasa arab ”man jadda wa jadda,” barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan Pondok Madani Alif berkenalan dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan Baso dari Alif dihabiskan dengan belajar, belajar, dan belajar. Mereka bukan hanya belajar Al-Quran dan kitab, tapi mereka juga belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris, kesenian, pramuka, dan ilmu pengetahuan sore menjelang azan maghrib, Alif bersama lima temannya memiliki kebiasaan unik. Mereka berkumpul di bawah menara masjid sambil memandang ke awan. Dengan membayangkan awan itulah mereka menggambarkan Alif mengakui jika awan itu bentuknya seperti benua Amerika, yaitu negara yang ingin ia kunjungi kelak setelah lulus. Begitu juga dengan yang lainnya, menggambarkan awan itu seperti negara Arab Saudi, Mesir, dan Benua melalui lika-liku di pesantren, akhirnya usai lulus mereka dipertemukan lagi di London. Mereka bernostalgia dan telah membuktikan impian dan cita-cita yang dulu dilukis saat berdiri di bawah masjid bersekolah dan bekerja di Amerika, Atang sudah delapan tahun menuntut ilmu di Kairo, Baso kuliah di Arab Saudi, ia mendapat beasiswa penuh, Raja di London, Said dan Dulmajid bekerjasama mendirikan sebuah pondok di Negeri 5 Menara menara ini juga telah diangkat menjadi sebuah film dengan judul yang sama, diproduksi oleh Kompas Gramedia Production bersama Million Pictures, dan diputar serentak di bioskop seluruh Indonsia pada tanggal 1 Maret 2012Novel ini cocok dibaca oleh semua kalangan baik dari kalangan anak kecil maupun orang dewasa. Novel ini menggambarkan sebuah persahabatan sehingga dapat dijadikan contoh yang baik bagi para ini sangat inspiratif karena dapat mendongkrak semangat anak muda untuk menggapai cita-cita dan jangan pernah takut terhadap mimpi yakinlah bahwa Allah telah memberikan kesuksesan untuk hambanya yang mau berusaha. Ingat ”man adda wajadda’’Novel ini mampu mengubah tentang pola pikir masyarakat yang konservatif terhadap pesantren. Mereka menilai bahwa di pesantren hanya mempelajari ilmu agama saja, namun faktanya juga mempelajari bahasa Arab, bahasa Inggris, kesenian dan ilmu pengetahuan beberapa kata bahasa Arab yang tidak diterjemahkan sehingga mempersulit orang awam dalam memahami ini tidak memberikan gambaran tokoh lain-lainnya secara jelas di akhir cerita perjalanan buku Negeri 5 MenaraPenerbit Utama Gramedia Pustaka UtamaCetakan Cetakan ketigapuluh April 2021Deskripsi Fisik Tebal 423 halamanPenulis Resensi Qoniatul Qismah SPd Penulis resensi buku adalah guru penggerak Kampung Ilmu Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Judul Buku Negeri 5 MenaraPengarang Ahmad FuadiPenerbit PT Gramedia Pustaka UtamaTahun Terbit 2009Tebal Buku 423 halamanNegeri 5 Menara adalah salah satu novel karya dari Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2009. Novel ini telah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama pada tahun 2012. Novel negeri 5 Menara ini mengisahkan tentang 5 orang sahabat yang bersama-sama mondok di sebuah pesantren. Ketika beranjak dewasa mereka pun bertemu kembali dengan keadaan yang sama seperti yang mereka bayangkan pada saat mereka menunggu adzan magrib di pesantren. Alif sebagai tokoh utama yaitu seorang anak yang lahir di Desa Buyur, Maninjum, Sumatera Barat. Ia adalah pemuda yang diharapkan bisa menjadi ahli agama ketika beranjak dewasa oleh kedua orangtuanya. Keinginan orangtuanya tentu saja memiliki tujuan baik, yaitu mereka ingin sekali anaknya menjadi orang yang bernama sehingga dihormati di desanya. Namun di sisi lain, Alif tak ingin dirinya hanya terus di kampungnya. Ia sangat ingin pergi merantau ke kota untuk menggapai cita-citanya. Banyak orang sukses diluar sana sehingga membuat ia termotivasi untuk merantau ke hal tersebut tidaklah mudah. Emak ibunya selalu bergeming kepada Alif bahwa menetap di desa dan menjadi seorang ahli agama merupakan keputusan terbaik saran dari pamannya yang sedang kuliah di Kairo, akhirnya Alif bisa merantau ke Pondok Madani, Gontor, Jawa Timur. Disana Alif berkenalan dengan Raja alias Adnin Amas, Atang alias Kuswandani, Baso alias Ikhlas Budiman, Said Alias Abdul Qodir, dan Dulmajid alias Monib. Kelima bocah tersebut memiliki kebiasaan unik memandang langit di bawah masjid ketika menunggu adzan maghrib. Dengan membayangkan awan yang berbentuk seperti Benua Amerika, Eropa, dan Afrika yang ingin mereka kunjungi setelah lulus nanti. Itulah mereka lakukan untuk menggambarkan mimpinya pesantren mental para santri diasah oleh para ustadz untuk menjadi orang yang pantang menyerah dan memiliki mental baja. Alif sangat terkesan dengan kalimat yang selalu ia ucapkan sebelum masuk kelas yaitu "man jadda wa jadda" yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan dapat. Siapa yang mengira jika seorang anak dari desa kini berhasil melanjutkan pendidikan dan bekerja di Amerika Serikat. Oleh sebab itu, jangan takut untuk bermimpi setinggi-tingginya karena barang siapa yang bersungguh-sungguh dan bekerja keras, pasti keberhasilan akan datang kepada sangatlah menginspirasi untuk para pembacanya. Dari cerita tersebut, dapat kita sadari bahwa bahwa kesuksesan seseorang bukan dari latar belakang pribadi orang tersebut, melainkan usaha, kegigihan, dan kerja keras yang nantinya akan membuahkan keberhasilan. Setelah membaca novel Negeri 5 Menara ini, timbul rasa untuk lebih memperdalam ilmu, baik dari segi agama maupun umum. Dari sini saya menyimpulkan bahwa, apa yang kita fikirkan belum tentu akan baik di masa yang akan datang, karena Tuhan telah mengatur takdir kita. Di sisi lain, kerja keras dan ketekunan juga merupakan kunci utama kesuksesan. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

resensi buku negeri 5 menara